HOME | SCIENCE | LITERATURE | SPORTS | NEWS | PICTURE | MUSIC | FORUM

Senin, 05 Desember 2011

HARAP


Andai saja ada  rasa
Setelah waktu bicara
Kita ada disini
Hat i ini ku rasa tanya
            Tatap waktu gapai mega
            Bertanya bayu angkat makna
            Lalu lambayan tinggalkan  lamun
            Disini
            Gejolak menepi  labuhkan  hasrat
Laju masa tanpa sapa
Hasrat tinggal hasrat
Tanpa tunas mati terkulai
Layu daun gugur harapan

By : my brother

Harapku Padamu


Selangkah maju
Dunia ku ada di kegelapan
Tanpa langkah menapak
Penantian ini akankah sia-sia
Dalam pengharapan

Kurasa adakan nyata
Sepantasnya cinta tuk hadir di sini
Hati ini telah letih sendiri
Kadang datang dan pergi ku tetap di sini

Menanti ....
Tiba purnama jika datang
Mengharap mentari jikalau pagi
Tuk hati yang sepi
                                                                                   
            Renyuh menatap
            Belenggu hati siapa peduli
            Tak pernah singgah juru kunci
            Titip makna kala mimpi ku ada

perjalanan asa ku


Cerah pagi iringi langkahku kala mentari mengajari bagaimana meniti hari, kuncup merekah ku teringat senyum mu. Antar hati untuk sebuah kerinduan akan hadir mu, ku tahu embun pagi titip kehidupan pada akar gersang. Hentak kata memenggil suara desah pujian untuk hentikan laju waktu, kemana asa ku tadi . . . ?.
O . . .  gumamku dalam hati sambil geleng-geleng kepala tanpa terasa waktu terasa cepat, berdiri sambil menatap hamparan sawah yang mulai menguning dan sebatang rokok di jari mengusir dinginnya pagi setelah semalaman berjaga.
Hidup dalam kehidupan sadari diri penuh kekurangan, entah kemana lagi kaki menyongsong, mata kan menatap bila kesempatan tak pernah kau berikan hingga wujud berlalu . . . “ku hanya membayang”.
Padahal segenap rasa telah ku ungkap, ragu mu kini deritaku.Tidak adakah kau timbang rasa, coba membayang apa yang ku rasa.seonggah dosa memang tlah melempar dan mengecakan harapan mu pada ku.
Pematang sawah yang mengajariku mengantar waktu untuk adil dalam mengairi. sendiri disini!.hati ini malu dan terkadang ragu menyapa alam dalam kebisuan,akan beginikah cerita hidup dalam kisah kesendirian.tidak! dunia tak selebar daun kelor biarlah waktu menjawab.